KOMPAS.com — Jangan kira karena resume Anda hebat, CV sempurna, ada referensi dari sahabat dekat HRD untuk Anda lalu menjamin Anda masuk ke tempat kerja. Ada satu hal yang juga penting; bahasa tubuh Anda saat wawancara juga bisa membuat Anda tidak dipanggil lagi untuk proses selanjutnya.
Jabat tangan lemas, mata "jalan-jalan", dan tangan mengetuk-ngetuk meja saat wawancara adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan Anda tidak diterima kerja. Meski hal-hal semacam ini Anda mungkin lakukan tanpa sengaja, ketika pewawancara menangkap komunikasi nonverbal negatif semacam ini, bisa jadi ia batal menerima Anda bekerja di perusahaannya.
Yang terpenting adalah menunjukkan kepercayaan diri dan profesionalitas Anda. Jika Anda merasa makin gugup saat menjalani wawancara, ketahuilah ini adalah hal yang normal. Latihlah cara bicara di depan kaca, di video, atau dengan teman, atau dengan pelatih karier hingga Anda makin merasa lebih percaya diri.
Heather Krasna, dalam bukunya, Jobs That Matter: Find A Stable, Fulfilling Career in Public Service mengatakan:
* Jabat tangan yang erat dan percaya diri tanpa membuat orang yang dijabat tersakiti adalah tanda kepercayaan diri. Berikan jabatan tangan dengan satu genggaman saja dan ayun ke atas-bawah sedikit dan satu kali saja. Jika telapak tangan Anda berkeringat, pastikan Anda mengeringkannya sebelum wawancara dimulai.
* Jarak dan postur tubuh juga berpengaruh. Saat duduk di bangku, buat tubuh dalam keadaan tegap dan sedikit condong ke depan, tetapi jangan membungkuk. Jika ingin melipat kaku, tumpuklah satu lutut di atas lainnya atau silangkan pergelangan kaki Anda. Alternatif lainnya, letakkan kedua kaki di lantai. Jangan duduk sambil meluruskan kaki atau terbuka lebar. Perhatikan pula jarak Anda dan si pewawancara, termasuk saat berdiri. Terlalu dekat bisa dinilai tidak sopan.
* Tangan dan lengan adalah salah satu yang membuat bahasa tubuh terlihat berlebihan. Jika Anda adalah tipe orang yang senang berbicara menggunakan tangan, coba tahan sedikit. Boleh digunakan jika memang ingin memperjelas sesuatu, tetapi jangan sampai gerakan tangan itu mengalihkan perhatian si pewawancara. Duduk sambil bersilang lengan di dada juga akan memberi kesan defensif. Coba beri kesan Anda terbuka bagi si pewawancara. Jangan pula bermain dengan rambut atau pulpen, atau menggigiti kuku.
* Kontak mata juga penting. Perhatikan mata si pewawancara, tetapi jangan sampai membuatnya takut menatap Anda. Menatap lantai atau menatap area lain memberikan pesan Anda tidak percaya diri atau merasa bingung. Memutar mata ke atas akan dianggap sebagai tanda tidak hormat. Tatap matanya sesekali dan secukupnya, khususnya saat ia berbicara.
* Ekspresi wajah yang bersahabat akan mencerminkan bahwa Anda adalah orang yang bisa diajak bekerja sama dan antusias akan pekerjaan yang dilamar. Tersenyumlah cukup ramah di awal wawancara dan secukupnya saat wawancara itu usai. Jarang tersenyum akan membuat orang yang melakukan wawancara memikirkan ulang untuk menerima Anda.
* Mengikuti gaya orang lain yang ada di hadapannya (mirroring) juga bisa membunuh kesempatan Anda diterima. Gerakan meniru postur, ekspresi, nada, dan lainnya dari si pewawancara meski memang orang itu menyenangkan dan kasual, tidak akan membuat Anda diterima. Bersikaplah profesional.
NAD
0 comments:
Post a Comment