KOMPAS.com - Di masa lalu, pegawai yang bekerja lebih dari 10-20 tahun di tempat yang sama masih banyak dan wajar. Namun, belakangan ini, agar meningkatkan daya saing pribadi sekaligus menambah jumlah penghasilan, pindah tempat kerja adalah hal yang umum dan wajar. Bahkan, undur diri dari perusahaan untuk bekerja di tempat baru setiap beberapa tahun sekali, saat ini dianggap sebagai sebuah langkah yang dibutuhkan untuk menaikkan "harga pasaran".
Sayangnya, meski dibutuhkan, perpindahan karier itu juga memiliki risiko yang cukup berbahaya. Berikut adalah 12 hal yang umum terjadi kala pegawai mencoba mengganti kariernya.
1. Tak ada alasan tepat untuk melakukan perubahan itu
Ini adalah salah satu permasalahan yang kerap terjadi para seseorang yang punya obsesi tinggi terhadap perubahan diri. Jika tak ingin di cap "kutu loncat" dan tak ingin tempat Anda melamar akan takut menerima Anda karena mengira Anda akan segera pindah dalam 3 bulan ke depan, sebaiknya pikirkan masak-masak langkah Anda sebelum pindah kerja. Perubahaan karier bukan perkara sepele. Mereka yang paling membutuhkan perubahan karier adalah yang mengalami tekanan dan krisis identitas. Takut akan komitmen dan sering loncat tempat kerja di akhirannya bisa mempersulit Anda menempati posisi penting.
2. Kekurangan pengetahuan pengalaman
Untuk anak-anak yang baru saja lulus kuliah, mencoba berbagai tempat kerja dengan bidang yang berbeda adalah hal wajar, karena mereka masih mencari bentuk diri dan minat, serta mencari apa yang mereka mau. Tetapi untuk yang berusia cukup matang, perpindahan tempat kerja yang benar-benar berlainan bidang, benar-benar menempuh risiko tinggi. Karena para HRD tempat Anda melamar pasti akan memerhatikan pengalaman dan latar belakang Anda untuk mengukur kesiapan dan kegunaan Anda untuk perkembangan perusahaan. Salah satu langkah yang bisa Anda lakukan sebelum benar-benar pindah ke tempat kerja yang bidangnya baru untuk Anda adalah mengisi diri dengan pengetahuan sebanyak mungkin tentang bidang tersebut.
3. Karena uang
Salah satu hal yang memicu kejatuhan seseorang akibat perpindahan kerja adalah karena mengejar uang semata-mata. Padahal, seharusnya yang dikejar adalah kepuasan kerja. Bayangkan, Anda mendapatkan gaji yang sedikit lebih tinggi dari tempat lama, tetapi tempat kerja Anda malah tidak nyaman, atasan yang merongrong, teman kerja yang tidak bisa diandalkan, dan lainnya.
4. Godaan industri yang sedang meningkat
Ada kala sebuah industri yang terkesan sungguh menggoda dan memberikan janji di masa depan yang cerah. Tetapi hal ini perlu diwaspadai, karena ketenaran instan bisa mengakibatkan kejatuhan yang cukup dalam. Jangan mudah tergoda dengan industri baru, pelajari dalam-dalam dulu.
5. Fokus yang sempit
Salah satu masalah yang sering terjadi adalah ambisi dan rasa takut akan hal yang spesifik. Banyak yang memikirkan perubahan karier lupa untuk memerhatikan hal-hal lain yang sebenarnya lebih cocok untuknya. Jangan hanya terpaku pada hal-hal sempit. Sempatkan diri untuk membuka hati dan pikiran kepada pekerjaan lain yang kemungkinan lebih tepat untuk.
6. Terlalu berpendidikan
Pendidikan adalah salah satu salah persepsi yang paling sering terjadi di dunia pencarian kerja. Menyangka bahwa gelar S2 sudah pasti menjanjikan kedudukan di level tertinggi tidak selalu benar. Saat ini banyak juga yang berpendidikan menengah atau biasa tetapi mampu menduduki posisi tertinggi dalam perusahaan. Salah satu hal yang sering dilupa adalah, pengalaman seseorang di lapangan juga masuk perhitungan dan memiliki efek yang cukup besar.
7. Bergantung pada bantuan orang lain
Konselor pekerjaan, agensi, atau headhunter adalah pihak-pihak yang menjanjikan untuk bisa membantu perubahan karier. Karena merasa sudah percaya kepada pihak-pihak ini, banyak orang yang lalu duduk manis dan menunggu telepon. Ini salah. Pihak-pihak tersebut mungkin bisa membantu, tetapi Anda tidak tahu apakah hasil pencarian mereka akan cukup sreg dengan Anda atau tidak. Selain meminta bantuan mereka, cobalah pula mencari sendiri lapangan pekerjaan yang sekiranya tepat untuk Anda dan kontrol nasib karier Anda.
8. Tak ada pernyataan misi
Untuk bisa maju dan tahu apa yang dituju, Anda butuh sebuah batasan dan tujuan. Jadi, jika perubahan karier adalah hal yang Anda impikan, buat sebuah pernyataan misi. Perdetil apa yang Anda ingin capai dari perubahan besar ini. Metode terbaik masih dengan mencari dan melihat peluang sebelum benar-benar terjun. Jika Anda gagal membuat rencana, sama saja Anda merencanakan kegagalan.
9. Malas memperbaiki resume
Resume adalah salah satu gerbang menuju perubahan karier. Perbaiki dan perbaharui resume Anda sebelum disebar baru. Kebanyakan orang sering tidak tahu bahwa resume yang buruk bisa mengirimkan pernyataan buruk tentang Anda. Resume yang tidak lengkap atau jelek bisa menurunkan potensi diterimanya Anda di tempat yang Anda lamar. Siapkan resume yang tepat guna dan tidak bertele-tele, serta tegaskan kebisaan dan pengalaman Anda.
10. Kontak yang sedikit
Sebelum Anda memulai perubahan drastis itu, cobalah hubungi beberapa teman lama yang cukup dekat dengan Anda. Minta waktu mereka sejenak untuk membantu Anda, karena bisa jadi mereka punya rekomendasi untuk Anda.
11. Berkelana di dunia maya
Selain teman, ada internet yang bisa membantu Anda mencari pekerjaan. Gunakan dan gali sebaik mungkin dari internet, tetapi jangan bersandar penuh padanya. Seperti agensi penempatan orang, hanya ada sedikit hal yang bisa dibantu oleh situs untuk Anda. Kadang, jalur lama bisa menjadi hal yang baik untuk Anda.
12. Kurang pertimbangan
Masalahnya adalah kepercayaan diri dan sikap interpersonal. Saat Anda mencari karier baru, Anda harus memberanikan diri tentu dengan bekal pengetahuan yang cukup. Saat semua persiapan sudah mantap dan diperhitungkan, majulah dengan percaya diri bahwa Anda bisa berhasil. Tampilkan persona yang berwibawa dan berkeyakinan. Ini adalah sikap seseorang yang ingin menjalani karier baru.
NAD