Ilmuwan Inggris menemukan sistem skrining payudara yang bisa mendeteksi kanker dalam waktu delapan detik. Scanner ini menggunakan teknologi gelombang radio.
Teknologi ini jauh lebih aman digunakan jika dibandingkan dengan paparan sinar X. Sebelumnya, mamogram sinar X telah digunakan oleh ratusan ribu wanita selama bertahun-tahun.
Para ahli menamakannya sistem Maria (Multistatic Array Processing for Radiowave Image Acquisition). Para ahli percaya Maria lebih murah dan dapat digunakan oleh wanita dari berbagai usia. Mereka berharap sistem ini akan mulai digunakan secara luas dalam jangka waktu lima tahun kedepan.
Wanita di bawah usia 50 tahun pada umumnya tidak secara rutin memeriksakan payudaranya untuk deteksi kanker. Wanita muda memiliki jaringan payudara lebih padat sehingga sulit dideteksi dengan sinar X. Kini dengan menggunakan Maria, kanker payudara lebih mudah untuk dideteksi.
“Gelombang radio lebih mudah mendeteksi kanker dibandingkan sinar X,” ujar para ahli.
Cangkir Keramik
Aspek yang paling menarik dari sistem Maria adalah wanita tak perlu merasakan. Jika menggunakan sinar X, wanita harus menjepitkan payudaranya pada ujung pelat sinar X. Itu dibutuhkan rata-rata satu menit bagi ahli radiologi untuk memeriksa kanker payudara.
Hal ini akan lebih sulit jika deteksi sinar X sulit untuk ditafsirkan. Wanita bahkan baru bisa mendapatkan hasilnya dalam waktu dua pekan.
Dengan menggunakan Maria, payudara wanita hanya dideteksi menggunakan scanner berbentuk cangkir keramik. Data akan ditransfer ke komputer dalam waktu delapan detik untuk menghasilkan gambar 3D.
Maria dikembangkan oleh Micrima. Sebuah perusahaan yang dimulai di Universitas Bristol. Teknologi Maria didasarkan pada prinsip ‘ranjau darat’ yang dapat mendeteksi bahan non logam peledak di dalam tanah.
Dengan cara yang sama, sistem Maria dapat menemukan ‘sesuatu' berbahaya di payudara dengan menggunakan sinyal pemindaian dari gelombang radio. Deteksi Maria dengan menunjukkan perbedaan data antara jaringan payudara normal dan pengumpulan darah serta air yang biasanya terkandung dalam tumor. Untuk membandingkan sinar X dan Maria, wanita yang sama di-scan menggunakan dua alat tersebut.
Ketika menggunakan scan sinar X, tumor tidak bisa terlihat. Namun menggunakan gelombang radio, sel kanker ditunjukkan dengan warna biru.
Dr Mike Shere, dokter spesialis payudara di Rumah Sakit Southmead, mengatakan teknologi ini sangat aman. "Ini sangat cepat, aman, nyaman dan murah. Dapat menghasilkan gambar yang baik dengan sensitivitas yang tinggi. Teknologi ini tidak seperti mamografi di mana ada risiko kanker meningkat saat wanita dikenai paparan sinar-X,” ujar dia.
Teknologi ini jauh lebih aman digunakan jika dibandingkan dengan paparan sinar X. Sebelumnya, mamogram sinar X telah digunakan oleh ratusan ribu wanita selama bertahun-tahun.
Para ahli menamakannya sistem Maria (Multistatic Array Processing for Radiowave Image Acquisition). Para ahli percaya Maria lebih murah dan dapat digunakan oleh wanita dari berbagai usia. Mereka berharap sistem ini akan mulai digunakan secara luas dalam jangka waktu lima tahun kedepan.
Wanita di bawah usia 50 tahun pada umumnya tidak secara rutin memeriksakan payudaranya untuk deteksi kanker. Wanita muda memiliki jaringan payudara lebih padat sehingga sulit dideteksi dengan sinar X. Kini dengan menggunakan Maria, kanker payudara lebih mudah untuk dideteksi.
“Gelombang radio lebih mudah mendeteksi kanker dibandingkan sinar X,” ujar para ahli.
Cangkir Keramik
Aspek yang paling menarik dari sistem Maria adalah wanita tak perlu merasakan. Jika menggunakan sinar X, wanita harus menjepitkan payudaranya pada ujung pelat sinar X. Itu dibutuhkan rata-rata satu menit bagi ahli radiologi untuk memeriksa kanker payudara.
Hal ini akan lebih sulit jika deteksi sinar X sulit untuk ditafsirkan. Wanita bahkan baru bisa mendapatkan hasilnya dalam waktu dua pekan.
Dengan menggunakan Maria, payudara wanita hanya dideteksi menggunakan scanner berbentuk cangkir keramik. Data akan ditransfer ke komputer dalam waktu delapan detik untuk menghasilkan gambar 3D.
Maria dikembangkan oleh Micrima. Sebuah perusahaan yang dimulai di Universitas Bristol. Teknologi Maria didasarkan pada prinsip ‘ranjau darat’ yang dapat mendeteksi bahan non logam peledak di dalam tanah.
Dengan cara yang sama, sistem Maria dapat menemukan ‘sesuatu' berbahaya di payudara dengan menggunakan sinyal pemindaian dari gelombang radio. Deteksi Maria dengan menunjukkan perbedaan data antara jaringan payudara normal dan pengumpulan darah serta air yang biasanya terkandung dalam tumor. Untuk membandingkan sinar X dan Maria, wanita yang sama di-scan menggunakan dua alat tersebut.
Ketika menggunakan scan sinar X, tumor tidak bisa terlihat. Namun menggunakan gelombang radio, sel kanker ditunjukkan dengan warna biru.
Dr Mike Shere, dokter spesialis payudara di Rumah Sakit Southmead, mengatakan teknologi ini sangat aman. "Ini sangat cepat, aman, nyaman dan murah. Dapat menghasilkan gambar yang baik dengan sensitivitas yang tinggi. Teknologi ini tidak seperti mamografi di mana ada risiko kanker meningkat saat wanita dikenai paparan sinar-X,” ujar dia.
Powered : Crystal X
0 comments:
Post a Comment